Kamis, 02 April 2015

Cara Praktis dan Mudah Budidaya Bawang Merah dalam Polybag

ilustrasi - budidaya bawang merah dalam polybag
Sipendik.com – Pada kesempatan yang lalu sipendik telah membahas mengenai Cara Mudah Budidaya Bawang Merah di Lahan Kering , untuk kali ini kita akan mengulas lebih lanjut mengenai Cara Praktis dan Mudah Budidaya Bawang Merah dalam Polybag. Alasan kami membuat artikel ini karena memang sebagian masyarakat tidak mempunyal lahan yang cukup untuk budidaya bawang merah di lahan. Apalagi sekarang bumbu-bumbu dapur semacam bawang merah kian hari kian mahal. Ini merupakan alternatif buat Anda untuk menanam bawaqng merah di pekarangan sekitar rumah.
Cara budidaya bawang merah di polybag secara umum tidak jauh berbeda dengan budidaya bawang merah di lahan, untuk menanam bawang merah di polybag jauh lebih praktis dan mudah.

Cara Budidaya Bawang Merah dalam Polybag

1. Persiapan Media Tanam

Media tanam yang dipakai diantaranya : kombinasi tanah, arang sekam, pupuk kandang/kompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Sedang pupuk SP-36 yang diperlukan sejumlah 3gr/polybag ditambah dengan furadan (satu sendok kecil). Seluruhnya bahan itu digabung serta disiram dengan air lantas dilewatkan sepanjang 1-2 hari. Polybag yang dipakai memiliki ukuran 30 cm x 40 cm.

2. Penanaman serta Pemupukan

Bibit bawang merah ditanam di polybag sejumlah 3 umbi per polibag serta ditata jaraknya seputar 15 cm antar umbi. Umbi ditanam ke media tanam hingga hanya leher umbi. Pupuk susulan berbentuk pupuk NPK (16-16-16) sejumlah 1 gr/polybag diberikan tiap-tiap minggu hingga usia 6 minggu lewat cara dicor atau mungkin disiramkan di seputar tanaman atau mungkin diberikan 2 kali pada usia 15 hts serta 30 hts (hari sesudah tanam) lewat cara dibenamkan ke tanah. Tempatkan polybag ditempat yang terserang cahaya matahari.

3. Pemeliharaan

Penyiraman pada musim kemarau dikerjakan satu sampai 2 x satu hari saat pagi dan sore bergantung situasi di lapang. Tanaman bawang merah tak tahan kekeringan namun tak tahan pada genangan air. Jika umbi telah tampak (seputar usia 2 bln) janganlah terlampau banyak disiram supaya umbi cepat tua/diisi. Pengendalian hama serta penyakit dengan memakai pestisida nabati.

4. Pemanenan

Tanda-tanda tanaman bawang yang siap dipanen andalah 80 % daun rebah menguning serta leher batang kosong/gembos, umbi tersembul di permukaan tanah serta berwarna merah. Bawang merah bisa dipanen sesudah usia tiga bln (untuk konsumsi) serta untuk jadi benih bisa dipanen sesudah 100 hari. Pemanenan baiknya dikerjakan pada situasi tanah kering serta cuaca cerah untuk menghindar serangan penyakit busuk umbi ketika penyimpanan. Bawang merah yang sudah dipanen diikat pada batangnya serta dijemur hingga cukup kering dibawah cahaya matahari.
Itulah Cara Praktis dan Mudah Budidaya Bawang Merah dalam Polybag, semoga artikel kami di atas dapat menginspirasi Anda. Selamat Bertanam..

Cara Praktis Budidaya Sidat Agar Keuntungan Fantastis

Sipendik.com – Kali ini kami akan mengulas tentang Cara Praktis Budidaya Sidat Agar Keuntungan Fantastis. Saat ini budidaya ikan sidat menjadi salah satu jenis usaha yang sangat menjanjikan dan memiliki omset yang tinggi. Apalagi permintaan akan ikan sidat sangatlah tinggi, contohnya saja di negara Jepang ikan sidat sudah menjadi hidangan utama makanan mereka.
Di jepang sendiri ikan sidat biasa disebut unagi dan udanon. Hidangan ini berupa sidat bakar yang disajikan di atas nasi.  Namun di Jepang ikan sidat sudah menjadi ikan yang langka, di negaranya hanya mampu diproduksi sekitar 30 persen dan sisanya 70 persen hasil dari impor dari negara negara lain termasuk dari di Indonesia. Permintaan ikan sidat di dalam negeri sebenarnya cukup tinggi, hanya saja jumlah petani sidat di Indonesia masih sangat rendah. Oleh karena itu harga ikan sidat Indonesia menjulang tinggi.
gambar - olahan unagi masakan jepang
gambar – unagi masakan jepang

Langkah-langkah Budidaya Ikan Sidat

Dalam budidaya sidat ada tiga tahapan yang perlu anda perhatikan, yaitu tahapan pendederan 1, pendederan 2 dan tahap pembesaran. Kami mengklasifikasikan berdasarkan tahapan tersebut karena untuk memudahkan kita dalam mempercepat laju pertumbuhan ikan sidat. Sampai sekarang belum ada sebuah rekayasa teknologi pembenihan ikan sidat, sehingga untuk kebutuhan benih ikan sidat kita harus mengandalkan hasil penangkapan dari alam. Bentuk dari benih ikan sidat itu sendiri sudah menyerupai ikan sidat dewasa, hanya saja ukurannya masih kecil dan berwarna transparan atau disebut glass eel

1. Tahap Pendederan 1

Pada tahap ini biasa disebut dengan tahap pengenalan untuk benih ikan sidat supaya bisa beradaptasi dengan kondisi alam buatan (kolam) dan bisa mengkonsumsi pakan yang homogen atau pakan buatan. Pemeliharaan pada tahapan ini memiliki tujuan untuk pembesaran glass eel sampai benih ikan sidat memiliki ukuran elver. Setelah melewati tahap pendederan 1 maka elver siap dilanjutkan ke tahapan pendederan 2.
Glass eel yang biasanya dipelihara memiliki 2 jenis yaitu A. bicolor dan A. marmorata. Glass ell yang berjenis A. bicolor didapatkan dari pantai selatan Pulau Jawa, sedangkan untuk A. marmorata diperoleh dari daerah Poso Sulteng dan Tatelu. Ukuran benih ikan sidat glass eel yang ditebar memiliki ukuran 0,17 gram per ekor dengan jumlah kepadatan untuk masing-masing tempat pemeliharaan sekitar 6 ekor per 1 liter air.
Proses penebaran glass eel dilakukan secepat mungkin setelah glass eel sudah diterima di lokasi pemeliharaan. hal ini untuk mengurangi tingkat stress pada benih ikan sidat setelah sebelumnya berada dalam transportasi pemindahan benih ikan sidat. Sebelum dilakukan penebaran ikan sebaiknya glass eel dilakukan aklimatisasi dulu, caranya yaitu menempatkan plastik packing agar mengapung diatas air di lokasi media pemeliharaan.

2. Tahap Pendederan 2

Berupa tahapan persiapan agar menghasilkan ukuran sidat fingerling (10 gr/ekor) dan kemudian siap untuk di pelihara pada proses tahapan pembesaran.

3. Tahap Pembesaran

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah proses pembesaran ikan sidat. Proses ini memiliki tujuan untuk membesarkan ikan sidat sampai pada ukuran yang siap konsumsi yaitu ukurannya lebih dari 200 gram per ekor.
Untuk tempat pemeliharaannya bisa menggunakan kolam beton yang memiliki ukuran 2 x 5 x 1,8 m³ dengan jumlah air media sekitar 5 m³. Kolam pemeliharaannya sebaiknya dilengkapi dengan sistem aerasi dengan air yang mengalir. Air media yang digunakan bisa berasal dari tandon air sumur yang kemudian dialirkan ke dalam paralon yang menuju ke kolam pemeliharaan. Dianjurkan untuk volume pergantian airnya minimal lebih dari 300% tiap hari. Supaya suhu airnya tetap terjaga pada kisaran 29-31 °C, sebaiknya kolam pemeliharaan ditutup dengan terpal atau bisa menggunakan penutup anyaman bambu.
Waktu yang dibutuhkan dalam budidaya ikan sidat sampai siap untuk konsumsi sekitar kurang lebih 5 bulan, tergantung ukuran benih yang kita tabur. Misalnya ukuran benih 200 gram, untuk bisa menghasilkan panen ikan sidat berukuran 500 gram memerlukan waktu sekitar 5 bulan. Sebagai gambaran jika anda menaburkan 1 ton benih anda bisa menghasilkan panen sekitar 5 ton ikan sidat.
Demikianlah artikel sipendik tentang Cara Praktis Budidaya Sidat Agar Keuntungan Fantastis, semoga bisa bermanfaat untuk Anda yang ingin memulai bisnis budidaya / ternak ikan sidat. Jika ada pertanyaan silahkan tinggalkan komentar di bawah. Salam sukses

Sabtu, 28 Maret 2015

Mikro Organisme Lokal (MOL)

Mikro Organisme Lokal (MOL)


Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah cairan yang terbuat dari bahan-bahan alami yang disukai sebagai media hidup dan berkembangnya mikro organisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan-bahan organik atau sebagai dekomposer dan sebagai aktivator/ atau tambahan Nutrisi bagi tumbuhan yang disengaja dikembangkan dari mikro organisme yang berada di tempat tersebut.
Bahan-bahan tersebut diduga berupa zat yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (fitohormon) seperti : giberlin, sitokinin, auxin, dan inhibitor.
Tujuan
1.     Untuk mengembangkan biang penghancur bahan organik (dekomposer)
2.    Menambah aktivasi tumbuhan dan tambahan nutrisi bagi tanaman
Syarat terbentuknya MOL
1.     Bibit/ Media bakteri yang berasal dari bahan-bahan alami
2.    Makanan dalam bentuk glukosa (Gula dan air kelapa)
3.    Makanan dalam bentuk Karbohidrat
Manfaat MOL
1.    Sebagai starter dalam proses dekomposisi bahan organik
2.    Sebagai starter untuk pupuk organik cair bagi tanaman
3.    Penyedia nutrisi bagi tanaman
4.    Membantu kelancaran penyerapan unsur hara/ nutrisi oleh akar tanaman, karena kandungan elektrolitnya.
perbandingan 400 cc cairan MOL diencerkan dengan 14 l air dengan dosis 4,8 l/ha
CARA PEMBUATAN
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) DARI REBUNG BAMBU

1.    Bahan :
a.    Rebung bambu (kupas Kulit kerasnya yg berwarna Hijau)
b.    Air kelapa
c.    Air cucian beras
d.    Gula merah/ gula jawa
2.    Alat :
a.    Ember plastik/ kaleng bekas cat (bahan dari plastik)
b.    Selang plastik (sebesar pensil) sepanjang 0,5 meter
c.    Tali dari karet (bekas ban dalam)
d.    Karet gelang/isolasi/lakban
e.    Botol bekas minuman mineral/Aqua
f.    Plastik /kresek (lebih lebar dari permukaan pada ember plastik)
3.    Cara pembuatan:
a.    Rebung ditumbuk sampai halus/hancur (volume lebih kecil dari sepertiga ember plastik)
b.    Masukan ke dalam ember plastik
c.    Ukur  ketinggiannya
d.    Masukan air kelapa sebesar volume pada point 3c
e.    Masukan air cucian beras sebesar volume pada point 3.c
f.    Tambahkan gula kelapa yang sudah dihaluskan sebanyak 2% dari berat rebung
g.    Aduk sampai rata
h.    Tutup dengan plastik /kresek yang sudah di beri slang plastik
i.    Masukan ujung selang yang keluar kedalam botol bekas aqua sampai kedasar botol
j.    Botol bekas aqua sudah diberi air setengahnya dan terbuka
k.    Umur tujuh hari buka dan di aduk, sebelumnya amati perkembangan miselium
l.    Tutup kembali seperti semula dan biarkan sampai tujuh hari kemudian
4.    Keterangan;
a.    Tanda/ciri MOL yang terjadi:
a.1. Permukaan dipenuhi miselium
a.2. Bila dibau,seperti spiritus/alkohol
a.3. Warna coklat tua/kehitaman
b.   Bila hendak digunakan perlu disaring
c.   Ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk
d.   Dapat disimpan lama,seperti point 3.h sampai dengan poiint 3.j
Fungsinya : untuk merangsang pertumbuhan tanaman dan di aplikasikan pada umur 15 dan 30 HST
CARA PEMBUATAN
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) MAJA (BRENUK)


1.    Bahan :
a.    Buah Maja/ brenuk
b.    Air kelapa
c.    Air cucian beras
d.    Gula merah/ gula jawa
2.    Alat :
a.    Ember plastik/ kaleng bekas cat (bahan dari plastik)
b.    Selang plastik (sebesar pensil) sepanjang 0,5 meter
c.    Tali dari karet (bekas ban dalam)
d.    Karet gelang/isolasi/lakban
e.    Botol bekas minuman mineral/Aqua
f.    Plastik /kresek (lebih lebar dari permukaan pada ember plastik)
3.    Cara pembuatan:
a.    Isi buah maja/Brenuk ditumbuk sampai halus/hancur (volume lebih kecil dari sepertiga ember plastik)
b.    Masukan ke dalam ember plastik
c.    Ukur  ketinggiannya
d.    Masukan air kelapa sebesar volume pada point 3.c
e.    Masukan air cucian beras sebesar volume pada point 3.c
f.    Tambahkan gula kelapa yang sudah dihaluskan sebanyak 2% dari berat rebung
g.    Aduk sampai rata
h.    Tutup dengan plastik /kresek yang sudah di beri slang plastik
i.    Masukan ujung selang yang keluar kedalam botol bekas aqua sampai kedasar botol
j.    Botol bekas aqua sudah diberi air setengahnya dan terbuka
k.    Umur tujuh hari buka dan di aduk, sebelumnya amati perkembangan miselium
l.    Tutup kembali seperti semula dan biarkan sampai tujuh hari kemudian
4.    Keterangan;
a.    Tanda/ciri MOL yang terjadi:
a.1. Permukaan dipenuhi miselium
a.2. Bila dibau,seperti spiritus/alkohol
a.3. Warna coklat tua/kehitaman
b.   Bila hendak digunakan perlu disaring
c.   Ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk
d.   Dapat disimpan lama,seperti point 3.h sampai dengan poiint 3.j

CARA PEMBUATAN
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) BUAH


1.    Bahan :
a.    Buah Buahan (pisang, Nanas, Jeruk dll.)
b.    Air kelapa
c.    Air cucian beras
d.    Gula merah/ gula jawa
2.    Alat :
a.    Ember plastik/ kaleng bekas cat (bahan dari plastik)
b.    Selang plastik (sebesar pensil) sepanjang 0,5 meter
c.    Tali dari karet (bekas ban dalam)
d.    Karet gelang/isolasi/lakban
e.    Botol bekas minuman mineral/Aqua
f.    Plastik /kresek (lebih lebar dari permukaan pada ember plastik)
3.    Cara pembuatan:
a.    Buah-Buahan di kupas kulitnya ditumbuk sampai halus/hancur (volume lebih kecil dari sepertiga ember plastik)
b.    Masukan ke dalam ember plastik
c.    Ukur  ketinggiannya
d.    Masukan air kelapa sebesar volume pada point 3.c
e.    Masukan air cucian beras sebesar volume pada point 3.c
f.    Tambahkan gula kelapa yang sudah dihaluskan sebanyak 2% dari berat rebung
g.    Aduk sampai rata
h.    Tutup dengan plastik /kresek yang sudah di beri slang plastik
i.    Masukan ujung selang yang keluar kedalam botol bekas aqua sampai kedasar botol
j.    Botol bekas aqua sudah diberi air setengahnya dan terbuka
k.    Umur tujuh hari buka dan di aduk, sebelumnya amati perkembangan miselium
l.    Tutup kembali seperti semula dan biarkan sampai tujuh hari kemudian
4.    Keterangan;
a.    Tanda/ciri MOL yang terjadi:
a.1. Permukaan dipenuhi miselium
a.2. Bila dibau,seperti spiritus/alkohol
a.3. Warna coklat tua/kehitaman
b.   Bila hendak digunakan perlu disaring
c.   Ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk
d.   Dapat disimpan lama,seperti point 3.h sampai dengan poiint 3.j
Fungsinya : membantu bulir padi agar lebih berisi, di aplikasikan pada umur 45, 55 dan 65 HST

CARA PEMBUATAN
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) KEONG MAS


1.    Bahan :
a.    KEONG MAS (SEGAR/HIDUP)
b.    Air kelapa
c.    Air cucian beras
d.    Gula merah/ gula jawa
2.    Alat :
a.    Ember plastik/ kaleng bekas cat (bahan dari plastik)
b.    Selang plastik (sebesar pensil) sepanjang 0,5 meter
c.    Tali dari karet (bekas ban dalam)
d.    Karet gelang/isolasi/lakban
e.    Botol bekas minuman mineral/Aqua
f.    Plastik /kresek (lebih lebar dari permukaan pada ember plastik)
3.    Cara pembuatan:
a.    KEONG MAS ditumbuk sampai halus/hancur (volume lebih kecil dari sepertiga ember plastik)
b.    Masukan ke dalam ember plastik
c.    Ukur  ketinggiannya
d.    Masukan air kelapa sebesar volume pada point 3.c
e.    Masukan air cucian beras sebesar volume pada point 3.c
f.    Tambahkan gula kelapa yang sudah dihaluskan sebanyak 2% dari berat rebung
g.    Aduk sampai rata
h.    Tutup dengan plastik /kresek yang sudah di beri slang plastik
i.    Masukan ujung selang yang keluar kedalam botol bekas aqua sampai kedasar botol
j.    Botol bekas aqua sudah diberi air setengahnya dan terbuka
k.    Umur tujuh hari buka dan di aduk, sebelumnya amati perkembangan miselium
l.    Tutup kembali seperti semula dan biarkan sampai tujuh hari kemudian
4.    Keterangan;
a.    Tanda/ciri MOL yang terjadi:
a.1. Permukaan dipenuhi miselium
a.2. Bila dibau,seperti spiritus/alkohol
a.3. Warna coklat tua/kehitaman
b.   Bila hendak digunakan perlu disaring
c.   Ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk
d.   Dapat disimpan lama,seperti point 3.h sampai dengan poiint 3.j

CARA PEMBUATAN
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) BONGGOL PISANG


1.    Bahan :
a.    BONGGOL PISANG
b.    Air kelapa
c.    Air cucian beras
d.    Gula merah/ gula jawa
2.    Alat :
a.    Ember plastik/ kaleng bekas cat (bahan dari plastik)
b.    Selang plastik (sebesar pensil) sepanjang 0,5 meter
c.    Tali dari karet (bekas ban dalam)
d.    Karet gelang/isolasi/lakban
e.    Botol bekas minuman mineral/Aqua
f.    Plastik /kresek (lebih lebar dari permukaan pada ember plastik)
3.    Cara pembuatan:
a.    BONGGOL PISANG ditumbuk sampai halus/hancur (volume lebih kecil dari sepertiga ember plastik)
b.    Masukan ke dalam ember plastik
c.    Ukur  ketinggiannya
d.    Masukan air kelapa sebesar volume pada point 3.c
e.    Masukan air cucian beras sebesar volume pada point 3.c
f.    Tambahkan gula kelapa yang sudah dihaluskan sebanyak 2% dari berat rebung
g.    Aduk sampai rata
h.    Tutup dengan plastik /kresek yang sudah di beri slang plastik
i.    Masukan ujung selang yang keluar kedalam botol bekas aqua sampai kedasar botol
j.    Botol bekas aqua sudah diberi air setengahnya dan terbuka
k.    Umur tujuh hari buka dan di aduk, sebelumnya amati perkembangan miselium
l.    Tutup kembali seperti semula dan biarkan sampai tujuh hari kemudian
4.    Keterangan;
a.    Tanda/ciri MOL yang terjadi:
a.1. Permukaan dipenuhi miselium
a.2. Bila dibau,seperti spiritus/alkohol
a.3. Warna coklat tua/kehitaman
b.   Bila hendak digunakan perlu disaring
c.   Ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk
d.   Dapat disimpan lama,seperti point 3.h sampai dengan poiint 3.j
fungsinya : sebagai ZPT (untuk memacu pertumbuhan tanaman)

CARA PEMBUATAN
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) NASI


1.    Bahan :
a.    NASI, masukan kedalam tumpukan daun bambu yang kering selama satu minggu
b.    Air kelapa
c.    Air cucian beras
d.    Gula merah/ gula jawa
2.    Alat :
a.    Ember plastik/ kaleng bekas cat (bahan dari plastik)
b.    Selang plastik (sebesar pensil) sepanjang 0,5 meter
c.    Tali dari karet (bekas ban dalam)
d.    Karet gelang/isolasi/lakban
e.    Botol bekas minuman mineral/Aqua
f.    Plastik /kresek (lebih lebar dari permukaan pada ember plastik)
3.    Cara pembuatan:
a.    Nasi yang sudah tumbuh miselium ditumbuk sampai halus/hancur (volume lebih kecil dari sepertiga ember plastik)
b.    Masukan ke dalam ember plastik
c.    Ukur  ketinggiannya
d.    Masukan air kelapa sebesar volume pada point 3.c
e.    Masukan air cucian beras sebesar volume pada point 3.c
f.    Tambahkan gula kelapa yang sudah dihaluskan sebanyak 2% dari berat rebung
g.    Aduk sampai rata
h.    Tutup dengan plastik /kresek yang sudah di beri slang plastik
i.    Masukan ujung selang yang keluar kedalam botol bekas aqua sampai kedasar botol
j.    Botol bekas aqua sudah diberi air setengahnya dan terbuka
k.    Umur tujuh hari buka dan di aduk, sebelumnya amati perkembangan miselium
l.    Tutup kembali seperti semula dan biarkan sampai tujuh hari kemudian
4.    Keterangan;
a.    Tanda/ciri MOL yang terjadi:
a.1. Permukaan dipenuhi miselium
a.2. Bila dibau,seperti spiritus/alkohol
a.3. Warna coklat tua/kehitaman
b.   Bila hendak digunakan perlu disaring,cairannya sebagai MOL
c.   Ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk
d.   Dapat disimpan lama,seperti point 3.h sampai dengan poiint 3.j


CARA PEMBUATAN
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) SAYURAN


1.    Bahan :
a.    Sayuran (Limbah/Baru)
b.    Air cucian beras
c.    Garam Dapur
2.    Alat :
a.    Ember plastik/ kaleng bekas cat (bahan dari plastik)
b.    Plastik /kresek (lebih lebar dari permukaan pada ember plastik)
3.    Cara pembuatan:
a.    Sayuran di cacah atau di tumbuk sampai hancur/ halus Volume lebih kecil dari sepertiga ember plastik
b.    Masukan ke dalam ember plastik
c.    Ukur  ketinggiannya
d.    Masukan air cucian beras sebesar volume pada point 3.c
e.    Tambahkan garam sebanyak 5% dari berat sayuran
f.    Aduk sampai rata
g.    Tutup dengan plastik /kresek
h.    Plastik di tekan merata sampai permukaan bahan
i.    Di beri Air di atasnya, agar semua permukaan tertutup
j.    Biarkan selama 24 Hari
4.    Keterangan;
a.    Tanda/ciri MOL yang terjadi:
a.1. Permukaan dipenuhi miselium
a.2. Bila dibau,seperti spiritus/alkohol
a.3. Warna coklat tua/kehitaman
b.   Bila hendak digunakan perlu disaring,cairannya sebagai MOL
c.   Ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk
d.   Dapat disimpan lama,seperti point 3.h sampai dengan poiint 3.j
Fungsinya : untuk merangsang tumbuhnya malai dan di aplikasikan pada umur 45,55, dan 65 HST



CARA PEMBUATAN NUTRISI TELUR
1.    Bahan :
a.    Kulit Telur
b.    Cuka

2.    Alat :
a.    Toples Plastik
b.    Kertas
c.    Karet Gelang

3.    Cara Pembuatan :
a.    Kulit Telur di remukan atau di pecah kecil
b.    Campur pecahan kulit telur dengan Cuka
c.    Perbandingan Kulit Telur dengan Cuka adalah 1 Kg Kulit telur di campur ke dalam Cuka antara 3-5 liter
d.    Masukan Cuka ke dalam toples Plastik, kemudian cangkang atau kulit telur tadi di masukan sedikit demi sedikit
e.    Kemudian tutup toples dengan kertas lalu di ikat
f.    Biarkan selama 7 hari
g.    Apabila sudah 7 hari campuran tersebut di saring dan hasilny di simpan di dalam botol dan di tutup rapat.

4.    Keterangan :
Tanda / Ciri Mol yang sudah jadi
-    Air berubah warna seperti bensin dan bau nya menyengat agak kurang enak

5.    Fungsi :
a.    Mengangkat sisa makanan atau nutrisi dari batang dan daun ke Buah
b.    Menambah bobot berat buah atau bulir padi

NUTRISI FUNGISIDA ALAMI

1.    Bahan :
a.    Jahe, Kunyit, Bawang Putih, Laos, Lempuyang
b.    Gula merah
c.    Air

2.    Alat :
a.    Toples Plastik
b.    Karet Gelang
c.    Kertas Buram

3.    Cara Pembuatan :
a.    Semua bahan di tumbuk halus jadi satu
b.    Gula di sisir titips untuk memudahkan pencampuran dengan bahan-bahan yang sudah halus
c.    Campurkan semua bahan jadi satu, supaya merata dengan perbandingan berat  1:1
d.    Kemudian masukan semuanya ke dalam Toples, lalu tutup dengan kertas Buram dan di lilit dengan karet Gelang
e.    Simpan di tempat yang sejuk selama 7 Hari
f.    Setelah 7 hari baru di buka
g.    Kemudian bahan-bahan tadi di saring dan hasilnya di masukan ke dalam Botol lalu tutup yang rapat
4.    Aturan Pakai :
Dosis pemakaian Nutrisi = 1cc Nutrisi di campur dengan 1 Liter Air

NUTRISI INSEKTISIDA ALAMI

1.    Bahan :
a.    Daun-daunan , Umbi-umbian, biji-bijian yang berbau langu dan terasa pahit
b.    Gula Merah
c.    Air

2.    Alat :
a.    Toples Plastik
b.    Karet Gelang
c.    Plastik atau Kresek
d.    Botol aqua

3.    Cara Pembuatan :
a.    Semua bahan di tumbuk halus jadi satu
b.    Gula di sisir titips untuk memudahkan pencampuran dengan bahan-bahan yang sudah halus
c.    Campurkan semua bahan jadi satu, supaya merata dengan perbandingan berat  1:1
d.    Kemudian masukan semuanya ke dalam Toples, lalu tutup dengan kertas Buram dan di lilit dengan karet Gelang
e.    Simpan di tempat yang sejuk selama 7 Hari
f.    Setelah 7 hari baru di buka
g.    Kemudian bahan-bahan tadi di saring dan hasilnya di masukan ke dalam Botol sisakan 2/3 ruang hampa udara pada botol lalu tutup yang rapat
4.    Keterangan :
a.    Tanda jadi : berbau tidak enak dan menyengat
b.    Buka tutup pelan pelan baru di kocok biar tidak meledak
c.    Dosis penggunaan nutrisi insektisida alami  =  1,5 – 2 gelas untuk satu tangk

Sumber Referensi dari
http://wang-jou.blogspot.com

CARA MENANAM PADI DALAM POT/POLYBAG

CARA MENANAM PADI DALAM POT/POLYBAG



  
TANAMAN PADI DALAM POLIBAG

Setiap tahun kita kehilangan ribuan hektar lahan pertanian yang dialih fungsikan menjadi sarana perumahan, pertokoan, dan lain-lain. Hal ini tentu sedikit besarnya akan berpengaruh terhadap menurunnya hasil produksi pertanian terutama makanan pokok seperti padi/beras.

Menanam padi dengan media polybag atau ember plastik yang akan saya paparkan nanti walaupun tidak menjadi solusi bagi penambahan lahan pertanian dan peningkatan hasil pertanian tapi diharapkan menjadi salah satu alternatif kalau terus diperdalam dan dikembangkan.
Bagi yang tinggal di pedesaan bertanam padi seperti ini akan jadi tidak efektif, namun bagi yang tinggal di perkotaan Bertanam padi menggunakan polybag mungkin akan jadi sebuah solusi yang bagus untuk mengatasi ketiadaan tempat, selain itu bertanam padi dengan cara seperti ini bagus juga sebagai sarana untuk menyalurkan hobi dan mengisi waktu luang, bahkan anda akan merasakan sensasi dan kebanggan yang luar biasa ketika padi yang anda tanam dengan tangan anda sendiri tumbuh subur, buah menguning dan berisi.
Untuk lebih jelasnya inilah tahapan penanaman padi polybag:
Bahan yang dibutuhkan:
-   Tanah
-   Polybag/ember plastik dengan diameter 30-40 cm
-   Pupuk organik/kompos
-   Benih padi
H-6 Penyemaian Benih
  1. Masukkan benih kedalam air, benih yang mengapung/ mengambang dibuang, yang tenggelam biarkan rendam  24 jam.
  2. Benih diperam/bungkus daun/kain/kertas koran  24 jam.
  3. Buatlan persemaian: 1 bagian tanah kering subur halus : 1 bagian Pupuk Organik Padat, aduk merata, diayak. Wadah persemaian dilapisi plastik. Tinggi  lahan semai 5-7cm. Semaikan benih. Tutup benih dengan media semai tadi, tipis saja sekira 1-2mm.
  4. Pertahankan kelembaban benih dengan cara menyemprotnya dengan air biasa, tiap 4-6 jam. Simpan di tempat yang tidak terkena matahari langsung/teduh.
H-1 menyiapkan Media Tanam
Buatlah media tanam: 60% tanah : 40% Pupuk Organik/kompos. Aduk rata. Masukkan ke dalam ember atau polybag tidak  berlubang minimal 20ltr, volume 30ltr lebih baik.  Media tanam agak “dibukitkan” untuk menanam benih ditengahnya, dan pengairan di pinggirannya.
Hari H Penanaman
  1. Tanamkan benih pada usia 5-7 hari.
  2. Tarik pangkal benih menggunakan tangan kanan, jaga agar butir padi (gabah) yang masih menempel tidak rusak (butir padi berfungsi sebagai ari-ari nutrisi akar & daun benih muda).
  3. Dorong pangkal benih secara horizontal dari pinggir hingga pangkal benih terbenam 1cm dengan butir padi menancap ke dalam tanah secara horizontal (pinggir), biarkan akar tergerai di permukaan tanah (jangan ditekan).
  4. Hanya 1 batang benih, daun tidak dipotong.
  5. Simpan di tempat terbuka-matahari penuh.
 Pemupukan dalam satu rumpun/ satu Pot
misalkan kita ambil jarak tanaman itu 30cm dan Volume Pot dengan ukuran 30cm adalah pertama kita gunakan rumus Volume Lingkaran L=http://bimbinganbelajar.net/lingkaran/images/r25.jpg kita gunakan 3.14 x 15x15 = 706,5 berarti dalam satu Hektar itu 10000m kita jadikan dalam satuan cm berarti dalam satu hektar itu sama dengan 1.000.000cm berarti 1.000.000:706,5 = 1415, 4281rumpun. dan kebutuhan Urea dalam satu hektar misalkan 250kg dan 250kg kita konversikan dalam miligram berarti 250x100=25000 miligram jadi 25000 miligram di bagi 1415,4281 = 17,66 miligram per rumpun
Pengairan/Penyiraman Sehari-hari
Umur Padi
Pengairan
0 – Berbunga merata
Macak-macak
Berbunga merata – Padi Menguning
Rendam 2-3cm
Padi menguning – Panen
Keringkan

Perawatan/ Penyemprotan
semua tanaman memerlukan perawatan guna terhindarnya dari serangan dari berbagai Hama/ Penyakit yang mengakibatkan menurunnya hasil panen. untuk itu tanaman padi pun perlu di rawat agar tanaman tetap sehat dan hasilnya pun meningkat. dan salah satu perawatan itu sendiri dengan melakukan penyemprotan pestisida pada tanaman Padi tersebut, dan penyemprotan pestisida itu sendiri tergantung situasi yang terjadi pada tanaman padi itu sendiri. jikalau tanaman padi itu terkena hama maka semprotkanlah insektisida, jikalau terkena penyakit yang disebabkan oleh jamur maka semprotkanlah Fungisida.
dan mengenai aplikasi penyemprotan lakukanlah sesuai anjuran PPL setempat atau Formulator Pestisida, bila perlu tanyakan mengenai anjuran dosis dan takaran yang baik untuk penyemprotan/aplikasinya.

Panen
  1. Lakukan panen seperti pada umumnya.
  2. Jerami dapat digunakan untuk bahan baku Pupuk Organik Padat .
  3. Tanah/ media tanam dapat digunakan untuk musim tanam berikutnya. Caranya: airi media tanam hingga lembek, kemudian balikkan/telungkupkan sisa bonggol padi – Campur dan adukkan Pupuk Organik Padat – biarkan 1 minggu – tanami kembali benih dari persemaian seperti diatas.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa setiap tahunnya kita kehilangan ribuan hektar lahan pertanian yang dialih fungsikan menjadi sarana perumahan, pertokoan, dan lain-lain. Hal ini tentu sedikit besarnya akan berpengaruh terhadap menurunnya hasil produksi pertanian terutama makanan pokok seperti padi/beras.
Menanam padi dengan media polybag atau ember plastik yang akan saya paparkan nanti walaupun tidak menjadi solusi bagi penambahan lahan pertanian dan peningkatan hasil pertanian tapi diharapkan menjadi salah satu alternatif kalau terus diperdalam dan dikembangkan.
Bagi yang tinggal di pedesaan bertanam padi seperti ini akan jadi tidak efektif, namun bagi yang tinggal di perkotaan Bertanam padi menggunakan polybag mungkin akan jadi sebuah solusi yang bagus untuk mengatasi ketiadaan tempat, selain itu bertanam padi dengan cara seperti ini bagus juga sebagai sarana untuk menyalurkan hobi dan mengisi waktu luang, bahkan anda akan merasakan sensasi dan kebanggan yang luar biasa ketika padi yang anda tanam dengan tangan anda sendiri tumbuh subur, buah menguning dan berisi.
Untuk lebih jelasnya inilah tahapan penanaman padi polybag:
Bahan yang dibutuhkan:
-   Tanah
-   Polybag/ember plastik dengan diameter 30-40 cm
-   Pupuk organik/kompos
-   Benih padi
H-6 Penyemaian Benih
  1. Masukkan benih kedalam air, benih yang mengapung/ mengambang dibuang, yang tenggelam biarkan rendam  24 jam.
  2. Benih diperam/bungkus daun/kain/kertas koran  24 jam.
  3. Buatlan persemaian: 1 bagian tanah kering subur halus : 1 bagian Pupuk Organik Padat, aduk merata, diayak. Wadah persemaian dilapisi plastik. Tinggi  lahan semai 5-7cm. Semaikan benih. Tutup benih dengan media semai tadi, tipis saja sekira 1-2mm.
  4. Pertahankan kelembaban benih dengan cara menyemprotnya dengan air biasa, tiap 4-6 jam. Simpan di tempat yang tidak terkena matahari langsung/teduh.
H-1 menyiapkan Media Tanam
Buatlah media tanam: 60% tanah : 40% Pupuk Organik/kompos. Aduk rata. Masukkan ke dalam ember atau polybag tidak  berlubang minimal 20ltr, volume 30ltr lebih baik.  Media tanam agak “dibukitkan” untuk menanam benih ditengahnya, dan pengairan di pinggirannya.



Hari H Penanaman
  1. Tanamkan benih pada usia 5-7 hari.
  2. Tarik pangkal benih menggunakan tangan kanan, jaga agar butir padi (gabah) yang masih menempel tidak rusak (butir padi berfungsi sebagai ari-ari nutrisi akar & daun benih muda).
  3. Dorong pangkal benih secara horizontal dari pinggir hingga pangkal benih terbenam 1cm dengan butir padi menancap ke dalam tanah secara horizontal (pinggir), biarkan akar tergerai di permukaan tanah (jangan ditekan).
  4. Hanya 1 batang benih, daun tidak dipotong.
  5. Simpan di tempat terbuka-matahari penuh.

Pengairan/Penyiraman Sehari-hari
Umur Padi Pengairan
0 – Berbunga merata Macak-macak
Berbunga merata – Padi Menguning Rendam 2-3cm
Padi menguning – Panen Keringkan


Panen
  1. Lakukan panen seperti pada umumnya.
  2. Jerami dapat digunakan untuk bahan baku Pupuk Organik Padat .
  3. Tanah/ media tanam dapat digunakan untuk musim tanam berikutnya. Caranya: airi media tanam hingga lembek, kemudian balikkan/telungkupkan sisa bonggol padi – Campur dan adukkan Pupuk Organik Padat – biarkan 1 minggu – tanami kembali benih dari persemaian seperti diatas.
Sumber Referensi :
Citra Agro Mandiri

CARA MEMBASMI TIKUS SAWAH

Berbagai cara petani lakukan untuk membasmi tikus sawah yang setiap tahun selalu merugikan penghasilan petani karena hasil panennya yang berkurang karena di makan tikus atau di rusak tikus, mulai dari Gropyokan petani yaitu membongkar sarang Tikus di setiap pematang sawah sampai menggunakan pestisida atau racun yang berlabel merah yang paling berbahaya pun di gunakan bahkan Oli atau pelumas kendaraan pun di gunakan sebagai media pencampur pestisida atau racun yang berbahaya tadi. namun tetap saja petani masih kebobolan atau kecolongan karena tanaman padi nya masih di makan atau di rusak sama tikus. di mana kah letak kesalahan dan kekurangan petani dalam menangani Hama Tikus ini?
karena hama tikus adalah hama yang pintar dan mempunyai solidaritas yang tinggi dan bergotong royong dan konon katanya kalau Tikus ini memliki seorang Raja yang dimana bila ada pemimpin berarti ada prajurit atau anak buah, bila mau melakukan serangan ke suatu wilayah biasanya tikus pemimpin memerintahkan anak buahnya atau prajuritnya terlebih dahulu untuk maju dan mencoba terlebih dahulu bila di kira nya aman maka semuanya baru masuk menyerang dan merusak, namun bila anak buah atau prajurit tadi mati maka yang lainnya pun tidak berani masuk dan mungkin akan pergi mencari yang aman-aman saja dan tidak berbahaya menurutnya. dan kalau pun petani itu menaruh perangkap atau pestisida yang di di campur Oli atau pelumas kendaraan biasanya bila ada tikus yang mati karenanya maka tikus yang lainnya akan bersabar dan mencari areal yang tidak berbahaya menurutnya dan bila efek dari pestisida yang di campur oli itu sudah hilang dan sudah aman dari pengaruh racun pestisida tadi barulah tikus tikus itu masuk dan menyerang tanaman para petani tersebut. tikus saja sampai berpikir segitunya artinya sabar dan menunggu kelemahan dan lengahnya petani dalam menjaga tanamannya dari serangan tikus, maka seharusnya kita pun juga harus belajar dan mengerti serta mengetahui apa kelemahan dan kekurangan dari hama tikus ini. dan sebelum saya memberi tahu cara membasmi tikus mari lah kita belajar dulu mengenai siklus kehidupan dari hama tikus itu sendiri agar kita juga bisa tahu apa kelemahan dan kekurangan dari hama tikus itu sendiri. baik lah kita mulai saja!

TIKUS

Kingdom        = Chordata
Sub Kingdom = Vertebarata
Kelas              = Mamalia
Ordo               = Rodentia
Family            = Muridae
Species           = Rattus Argentiventer
Genus             = Rattus

CARA BERKEMBANG BIAK TIKUS
Tikus bersifat Omnivora atau pemakan segala, dan tikus akan menyerang tanaman padi pada saat usia maksimum anakan atau berhenti anakan kalau kata orang Jawa Barat sih namanya Mapak Anak, Phase Bunting, Phase pematangan sampai panen.
Tikus betina bunting selama 21 hari dan menyusui anaknya pun selama 21 hari, tikus mampu bunting dan menyusui dalam waktu bersamaan karena tikus bisa langsung kawin lagi dalam waktu 48 Jam atau 2 hari setelah melahirkan dan tikus betina mempunyai puting susu berjumlah 12 buah puting susunya. setiap anak tikus yang di lahirkan oleh induknya di pastikan mereka semua terlahir hidup dan tumbuh dewasa dan jumlah anak yang di lahirkannya tergantung jumlah makanan yang tersedia di lingkungannya apabila jumlah makanan yang ada di lingkungannya itu banyak maka si induk tikus pun bisa melahirkan anak yang banyak pula, bisa lebih dari 10 ekor. namun bila makanan yang ada di lingkungannya cuma sedikit maka si induk tikus betina pun melahirkan anaknya sedikit, oleh sebab itulah semua anak tikus yang di lahirkannya hidup semua karena tidak ada yang kelaparan dan mati karena kekurangan makan karena sudah di ukur dengan ketersediaan makanannya.
anak tikus yang berumur 7-10 hari akan mulai tumbuh rambut dan matanya mulai terbuka dan dapat melihat. umur 20 hari akan di sapih atau berhenti menyusu sama induknya.tikus akan menjadi dewasa dan siap kawin setelah mencapai umur 5-9 minggu.
selama satu musim tikus bisa melahirkan sampai 3 kali kelahiran, dan anak betina pertama yang di lahirkan bisa menghasilkan anak kembali pada periode sawah bera atau istirahat dan bila singgangnya keluar malai.

SARANG TIKUS
pada saat usia tanaman padi Vegetatif sarang Tikus atau Lubang Tikus masih pendekdan dangkal karena masih belum banyaknya anggota keluarga yang tinggal di dalamnya, dan bila petani mau melakukan Gropyokan Tikus atau membasmi Tikus dengan cara memburu di setiap pematang dan tanggul sawah maka di saat itu lah waktu yang tepat untuk melakukan Gropyokan Tikus karena lubang atau sarang Tikus yang masih pendek dan dangka memudahkan untuk membongkar sarang atau lubang tikus tersebut. namun bila usia tanaman padi sudah masuk ke Phase Generatif sarang tikus bisa  mencapai 4 meter panjangnya dan banyak cabang pintu keluar masuknya tikus dan lebih dalam serta lebih luas tentunya agar lebih nyaman untuk membesarkan anak-anaknya kelak, dan bila kita melakukan gerakan Gropyokan Tikus pada masa itu sudah di pastikan kita akan lebih kesulitan melakukannya, karena bila harus membongkar sarangnya berarti kita harus menggali sampai panjangnya 4 meter dan lebih dalam tentunya lubang yang harus kita gali. makanya kita juga harus tau kapan waktu yang tepat untuk membasmi tikus karena yaitu tadi, tikus saja menyerang tanaman padi kita nunggu sampai kita lengah dan malas nungguinnya, masa kita tidak bisa mengetahui kelemahannya tikus. y berarti selamanya tikus yang menyerang tanaman padi kita, sekali-kali dong kita yang menyerang sarangnya tikus.
Sarang Tikus akan di tinggalkan pada periode kekurangan makanan atau banjir. dan itu terjadi pada saat periode Bera atau pengolahan Lahan sampai awal Tanam, pada saat itu Tikus bermigrasi ke pemukiman Warga atau kebun-kebun dekat rumah warga yang masih tersedia makanan. pada musim Bera biasanya Tikus tidak membuat Sarang tapi berlindung dalam Tumpukan Jerami atau Kayu, Kandang Ternak dan bahkan rumah Warga, ada juga yang membuat sarang di atas Pohon.

POPULASI TIKUS
Dalam Populasi Rendah Tikus sawah dengan luas Sawah seluas 2 Ha hanya mencapai 5-25 Ekor, tetapi dalam Populasi Tinggi bisa mencapai 250-900 Ekor/2 Ha, dan puncak populasi itu sendiri hanya membutuhkan waktu 1,5 sampai 2 bulan saja. bayangkan bila dalam 2 Ha itu Tikus nya ada 900 ekor, maka total keseluruhan luas areal sawah di daerah kita ada berapa Hektar tinggal di kalikan saja, pantas saja bila lagi waktunya serangan sawah kita bisa habis di serangnya.

PENGENDALIAN TIKUS

1. SANITASI LINGKUNGAN DAN HABITAT
Tikus tidak nyaman dan takut pada tempat yang bersih dan Terang, oleh karena itu membersihkan rumput di Tanggul-tanggul dan Pematang perlu di lakukan.

2.GROPYOKAN TIKUS
dengan cara bersama-sama dan gotong royong sesama petani mencari sarang atau lubang tikus kemudian di gali dan membasmi Tikus yang ada di dalamnya atau dengan cara ngompos atau ngasih asap pakai belerang biar masuk asapnya dan tikus yang berada di dalamnya mati dengan sendirinya karena keracunan sama asap Blerang tadi.

3. PESTISIDA DAN OLI/PELUMAS BEKAS
Namun cara ini sebenarnya tidak di perbolehkan oleh Badan Penyuluh Pertanian, namun sangat Efektif dan sering di lakukan oleh Petani pada umumnya yaitu dengan cara mencampur Pestisida dengan Oli/ Pelumas Bekas kemudian di kocorkan ke tiap petakan Sawah secara merata namun cara ini hanya dapat dilakukan bila petakan sawah itu ada airnya bila tidak ada airnya maka cara ini kurang efektif. karena maksudnya bila ada airnya otomatis Tikus itu akan turun ke Sawah dalam keadaan basah dan Lengket karena Oli Bekas tadi, kemudian karena Tikus itu merasa risih karena badannya lengket penuh dengan Oli bekas tadi maka si Tikus itu berniat membersihkan badannya dengan cara menjilati badanya namun karena Oli bekas tadi sudah mengandung racun atau Pestisida tadi maka dengan sendirinya Tikus itu menjilati racun yang menempel di badannya dan sudah tentunya Tikus itu akan keracunan dan mati.

4. MEMASANG ALIRAN LISTRIK/SETRUM



menggunakan mesin Diesel sebagai Sumber Setrum atau Listrik, dan kalau bisa suruh orang yang ahli di bidang Listriknya untuk memasang dan merakit agar bisa di Sub Sub ke beberapa Petakan Sawah agar bila ada petakan yang Korslet tidak mengganggu ke Petakan Sawah yang lainnya.
 menggunakan Kawat bangunan, Kayu atau bambu sebagai Patok atau Tiang dan Pipa Paralon ukuran kecil saja trus di potong-potong kemudian patoknya atau kayunya kita tanam atau di tancapkan ke tanah sekuat mungkin agar tidak gampang lepas kemudian masukan pipa paralon yang sudah di potong terus ikatkan kawatnya ke pipa tadi dengan jarak 1 meter tiap pipanya.
di kasih kayu patok sebagai tiangnya dan di ikatkan pada pipa agar bisa di naik dan di turunkan bila air meluap atau banjir, karena bila kawat nya menyentuh Air maka akan terjadi korslet nantinya untuk itu di kawatnya di ikatkan pada pipa bukan lansung pada kayu patoknya.







di kasih Lampu penerangan, selain sebagai tanda agar tidak ada orang yang tersengat aliran listrik juga sebagai tanda bila ada kawat yang menyentuh air karena bila kawat nya menyentuh air maka lampu itu akan redup terang redup terang dan begitupun bila ada Tikus yang tersengat aliran listrik alias menyentuh kawat yang di aliri Listrik tadi. kemudian sebagai ciri bila siang mati berarti tidak ada setrum atau aliaran listriknya dan bila malam Nyala berarti ada setrum atau aliran Listriknya dengan demikian resiko bahaya manusia tersengat aliran Listriknya pun tidak ada alias aman.

UNSUR-UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM PUPUK, ZAT PERANGSANG DAN SUPLEMEN TUMBUHAN

A. Yang termasuk dalam unsur hara pupuk Non Organik:

1. Unsur mikro
1.1. Boron (B) berperan untuk mengangkut karbohidrat dari daun ke bagian lain, berperan dalam pembelahan sel, mempengaruhi perkembangan sebuk sari.
1.2 . Tembaga (Cu) adalah salah satu pembentuk klorofil, berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat.
1.3. Mangan (Mn) berfungsi sebagai aktivator beberapa enzim untuk memperlancar asimilasi.
1.4. Seng (Zn) berfungsi membentuk hormon pertumbuhan, membantu pertumbuhan dan dan klorofil.
1.5. Besi (Fe) berfungsi sebagai penyusun enzim aktif dalam fotosintesis dan respirasi.
1.6. Molibdenum (Mo) membantu mengikat nitrogen dari udara bebas, komponen pada bintil akar.
1.7. Klor (Cl) dibutuhkan pada fase vegetatif dan generatif, mengeluarkan oksigen dari hasil fotosintesis.

2. Unsur makro
2.1. Nitrogen (N) berperan dalam pembentukan sel dan jaringan di dalam tanaman, seperti akar, batang, daun, dan awal pembentukan bunga. Memperlancar proses fotosintesis, mempengaruhi pertumbuhan daun, jumlah daun lebih banyak, helaian lebar, tampak mengkilap, bunga mekar sempurna, warna lebih cerah.
2.2. Fosfor (P) berguna untuk pertumbuhan vegetatif, pembentukan akar pada tanaman muda, pembentukan inti sel dan pembelahan sel, merangsang pembungaan, pembentukan biji, produksi buah, memperkuat daya tahan terhadap serangan penyakit.
2.3. Kalium (K) berperan memperlancar semua proses, memperkuat jaringan sehingga daun, bunga, dan buah tidak mudah rontok, mempengaruhi pembentukan protein dan pembelahan sel, batang lebih tegar, warna daun, jumlah serabut yang banyak.
2.4. Kalsium (Ca) berperan mengatur dan merawat dinding sel, terakumulasi pada jaringan tua sebagai penyusun sel dengan fungsi sebagai perekat, pengatur permeabilitas dalam sel.
2.5. Magnesium (Mg) bertugas membentuk klorofil dan butir hijau daun serta memperlancar proses fotosintesis.
2.6. Sulfur (S) berperan dalam proses sintesis protein, memperkeras protoplasma sehingga meningkatkan daya tahan terhadap kekeringan dan hawa dingin, memproduksi energi.

Pupuk Nonorganik (pupuk akar): Dekastar, Megamp Plus K (+Mg), Dekaform (+S, Ca, Fe), Grenn Giant (+Ca, S, Mg, Na, Cu, Mo, B, Fe, Zn, Mn, Cl, Se), Mutiara, Osmocote.

Pupuk nonorganik (pupuk daun): Gandasil, (-, 63, B, D), Growmore (Hijau, Oranye, Merah), Molyfert (A, B), Best foliar B, Top Foliar B, bayfolan, Hyponex (Hijau, Merah, Biru), Vitabloom (-, Spesial, Sp Biru), Surplus Merah, Gaviota, (-, 67), Mamigro.

B. Beberapa media pupuk organik:

    * Pupuk kandang (ayam): 1,00%, 0,80%, 0,40%
    * Pupuk kandang (domba): 0,75%, 0,50%, 0,45%
    * Pupuk kandang (kambing): 0,60%, 0,30%, 0,17%
    * Pupuk kandang (sapi): 0,40%, 0,20%, 0,10%
    * Pupuk kandang (itik): 1,00%, 1,54%, 0,62%
    * Pupuk kandang (merpati): 1,76%, 1,78%, 1,00%
    * Kompos: 2,50%, 1,00%, 2,00%

Pupuk organik: Mukti Mekar Asri (MSA), EM4, Growing, Bio Energi trubus, Pokon, Semai Mikro Plus, Bio Green, Super Trisekar Nutrient Solution, Pupuk Super Bionik, Super Top Soil, Bio Mikro, Long Fresh (Orchid Fertilizer Yellow), Long Fresh (Orchid Fertilizer Blue), Long Fresh (Asri Vitamin Bunga), Long Fresh (Flower Up), M-Bio, Gardenia Cair, Nutrisano, Biococo, Madura Golden Guano, Rapidgro, Penshibao, Flower, Grow Quick S (BAP), Grow Quick R (IBA + INA), Grow Quick O.

C. Zat perangsang tumbuh:
   1. Sitokinin, berguna merangasng keluarnya tunas, utama dipakai pada kultur jaringan (Novelgro).
   2. Giberlin, memicu pembungaan, memperbesar sel, memecah dormansi (ProGib A)
   3. Auksin, berguna untuk penyambungan (setek, runduk, sambung, cangkok) (Atonik, Dharmasari, 5EC, Florita, Rootone F, dan Growtoon).
   4. Retardan, merangsang pertumbuhan tunas

D. Suplemen: B1, minyak ikan.

(posting by bst) ilmuflora club

Membuat Pupuk KCL

Membuat Pupuk KCL    
 
Sabut kelapa selama ini biasanya dipergunakan sebagai bahan bakar/ untuk memasak kebutuhan dapur. Tetapi dibalik itu sabut kelapa mengandung bahan-bahan yang bisa dimanfaatkan tumbuhan untuk memperkuat sistem perakaran.
Berikut cara pembuatan pupuk KCl dari sabut kelapa
Bahan dan alat
-Sabut kelapa sebanyak 25 kg
-Satu drum bekas atau bisa juga wadah serupa lainnya
-Air sebanyak 40 liter
Cara pembuatan
1. Sabut kelapa yang telah dibersihkan dimasukkan ke dalam drum bekas
2. Tuangkan air ke dalam drum hingga separuh terisi
3. Drum rendaman sabut kalapa harus ditutup rapat, agar tidak kemasukan air hujan atau sinar matahari langsung
4. Diamkan rendaman itu kurang lebih 15 hari
5. Jika air rendaman sudah berubah warna menjadi kuning kehitaman, berarti pupuk cair dari sabut kelapa sudah jadi dan siap digunakan
Aplikasi
1. Pupuk cair diberikan dua kali dalam satu musim tanam
2. Pertama sebagai pupuk dasar sebelum lahan ditanami atau pada fase pengolahan tanah
3. Kedua pupuk diberikan setelah padi memasuki masa primordia (awal tumbuh), dengan cara pupuk tanpa tambahan air disemprotkan pada batang padi.   

Jumat, 27 Maret 2015

HERBISIDA BUATAN SENDIRI MURAH DAN MUDAH

Bumi pada umumnya sangat subur. Saking suburnya rumput-rumput juga sangat cepat pertumbuhannya. Para petani sering mengeluhkan keadaan ini. Betapa tidak, setelah lahan dibersihkan dengan cara ditebas atau dibakar, kalau sudah kena hujan sekali saja rumput lebih cepat menyusul. Tanaman yang ditanam belum besar rumputnya sudah lebih dulu meninggi dan menutupi tanaman.

Biasanya petani banyak mengandalkan racun rumput buatan pabrik yang semakin hari semakin mahal. Untuk membersihkan lahan dari rumput biasanya dilakukan beberapa kali. Kalau rumput tebal biasanya petani membakarnya saja dulu, kemudian dibiarkan sekitar 2 minggu sampai rumput mulai Nampak tumbuh lagi. Setelah itu lahan yang mulai ditumbuhi rumput tadi disemprot dengan racun rumput. Kadang petani menanami dengan tanaman yang dikehendaki sebelum penyemprotan atau yang lebih sering dilakukan setelah penyemprotan.

Setelah penyemprotan racun tersebut biasanya agak lama rumput baru tumbuh, ungkin biji rumput yang masih tersisa sebelumnya dan tidak sempat dimatikanoleh racun rumput pada penyemprotan sebelumnya. Sisa-sisa biji-biji rumput yang ada di tanah ini baru muncul sekitar 2-3 bulan kemudian (tergantung keadaan tanah, jumlah curah hujan, dll.). Pada saat pemunculannya kembali inilah petani menyemprot lagi dengan racun rumput, sebelum rumput-rumput ini sempat mengeluarkan bijinya. Jangan sampai penyemprotan dilakukan terlambat, sehingga biji-biji rumput sempat terhambur.

Demikian cara sebagian petani di Kalimantan, khususnya petani di Nunukan Kalimantan Timur yang pernah penulis temui. Beda dengan Petani di Jawa yang jarang menggunakan racun rumput pada usaha taninya, karena memang lahan yang tidak terlalu luas dan tenaga yang cukup banyak serta ternak yang memerlukan rumput setiap hari sehingga rumput selalu dipotong untuk pakan ternak.

Penggunaan racun rumput yang relative sangat banyak dan sering inilah yang membengkakkan biaya usaha tani para petani di Kalimantan umumnya, Nunukan pada khususnya. Akhirnya banyak cara dilakukan oleh para petani untuk menghemat pengeluaran belanja racun rumput dengan cara mereka sendiri. Paling tidak ada 3 (tiga) cara yang Penulis akan paparkan disini, yang berasal dari pengalaman beberapa petani di Nunukan Kalimantan Timur yang telah Penulis temui.


RESEP 5in1 (Five in One) alias GUS BenSol

Resep ini bisa saja diberi nama Racun Rumput FiO, atau Racun Rumput GUS BenSol. FiO artinya Five in One, sedangkan Gus Bensol maksudnya Garam Urea Sabun serbuk Bensin dan Solar. Mungkin nama yang enak didengar adalah Racun Rumput GUS BenSol, biar keren dan mudah terkenal. Bagaimana?

Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Bensin 1 liter
2. Solar 1 liter
3. Garam 1 kg
4. Urea 1 kg
5. Sabun Serbuk 1 kg

Cara membuat :
1. Semua bahan-bahan di campur satu persatu, mulai dari bensin dan solar dalam satu wadah.
2. Pada wadah yang lain kemudian garam dan urea serta sabun serbuk dicampur.
3. Wadah satu yang berisi campuran bensin dan solar dicampurkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk-aduk dituangkan pada wadah kedua yang berisi campuran garam, urea dan sabun serbuk.
4. Pengadukan dilakukan terus-menerus sampai campuran tadi menjadi larutan yang menyatu.
5. Bahan racun rumput (FiO) Five in One alias GUS Bensol siap digunakan. Simpanlah pada wadah yang aman dan tertutup jauhkan dan hindarkan dari nyala api, karena bahan ini mudah terbakar.

Cara Penggunaan :
Cara penggunaan sama dengan penggunaan racun rumput lainnya. Yaitu kalau kita ingin menyemprot dengan pompa sprayer berisi 15 liter air campurkan sekitar 50 cc obat racun rumput FiO Gus Bensol ini. Kalau dirasa kurang hebat ditambah sedikit dosisnya juga bisa sampai sekitar 200 cc (atau satu gelas wadah aqua) dalam tangki sprayer 15 liter (ada juga tangki yang 16 sampai 18 liter).


RESEP Oplosan Three in One (OTiO 12) alias Alur 12

Disebut Racun Rumput OTiO 12 alias Alur 12, hanya untuk memudahkan mengingat bahwa inilah cara petani untuk membuat pengenceran racun rumput 1 liter menjadi 12 liter dengan efek racun yang hampir sama. Pengalaman dari seorang Petani di Kampung Sei Jepun bernama Bapak Mustafa (43) ini diperoleh saat dia bekerja di perkebunan Sawit di Malaysia. Resep ini pun sudah diminta ijinny untuk disebarluaskan kepada para petani dimana saja berada, khususnya yang sempat membaca tulisan ini.

Penyemprotan rumput dan gulma di ladang jagung dengan menggunakan Racun Rumput buatan sendiri merek Alur 12
Pengisian Racun Rumput buatan sendiri merek Alur 12 ke dalam Tangki Pom (Pump Tank).

Disebut Alur 12 karena bahannya adalah Air Laut sebanyak 12 liter dan Urea, untuk memperbanyak Racun Rumput buatan pabrik yang akan digunakan.

Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Racun Rumput Buatan Pabrik (berbagai merek) 1 liter
2. Air Laut 12 liter
3. Urea 2 kg

Cara membuat :
1. Semua bahan-bahan di campur satu persatu ke dalam wadah terbuat dari Alumunium atau yang berbahan tembikar dari tanah liat dengan sambil terus diaduk-aduk.
2. Bahan-bahan larutan pengenceran racun rumput dengan air laut dan urea dalam wadah kuali itu kemudian dipanaskan di atas kompor atau tungku kayu bakar.
3. Pengadukan dilakukan terus-menerus sampai campuran tadi menjadi larutan yang menyatu sambil terus dipanaskan sampai mendidih. Pengadukan diusahakan jangan tepat di atas wadah agar uapnya tidak terhirup oleh si Pengaduk.
4. Bahan racun rumput OTiO 12 (Oplosan Three in One) siap digunakan. Simpanlah pada wadah yang aman dan tertutup jauhkan dan hindarkan dari jangkauan anak-anak.

Cara Penggunaan :
Cara penggunaan sama dengan penggunaan racun rumput lainnya. Yaitu kalau kita ingin menyemprot dengan pompa sprayer berisi 15 liter air campurkan sekitar 50 cc obat racun rumput OTiO 12 alias Alur 12 ini. Kalau dirasa kurang hebat ditambah sedikit dosisnya juga bisa sampai sekitar 200 cc (atau satu gelas wadah aqua) dalam tangki sprayer 15 liter (ada juga tangki yang 16 sampai 18 liter).

RESEP Oplosan Three in One (OTiO 13) alias Hervit Top 13
Disebut Racun Rumput OTiO 13 alias Hervit Top 13, hanya untuk memudahkan mengingat bahwa inilah cara petani untuk membuat pengenceran racun rumput 1 liter menjadi 3 liter dengan efek racun yang hampir sama. Pengalaman dari seorang Petani di Desa Setabu Kecamatan Sebatik Barat melalui seorang PPL bernama Asri Aziz (33) ini diperoleh saat dia bekerja di sawah dan kebun Kakaonya sendiri. Resep ini pun sudah diminta ijinnya untuk disebarluaskan kepada para petani dimana saja berada, khususnya yang sempat membaca tulisan ini.

Disebut Bervit Top 13 karena bahannya adalah Vitsin (Vit) 250 gram dan Toak Pahit (ToP) sebanyak 3 liter, untuk memperbanyak Racun Rumput buatan pabrik sebanyak 1 liter menjadi 3 liter.

Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Racun Rumput Buatan Pabrik (berbagai merek) 1 liter
2. Toak Pahit 3 liter
3. Vitsin 250 gram

Cara membuat :
1. Semua bahan-bahan di campur satu persatu ke dalam wadah terbuat dari Plastik atau yang berbahan tembikar dari tanah liat dengan sambil terus diaduk-aduk.
2. Bahan-bahan larutan pengenceran racun rumput dengan Toak Pahit dan Vitsin dalam wadah kuali itu kemudian diaduk-aduk.
3. Pengadukan diusahakan jangan tepat di atas wadah agar uapnya tidak terhirup oleh si Pengaduk.
4. Bahan racun rumput OTiO 13 (Hervit Top 13) siap digunakan. Simpanlah pada wadah yang aman dan tertutup jauhkan dan hindarkan dari jangkauan anak-anak.

Cara Penggunaan :
Cara penggunaan sama dengan penggunaan racun rumput lainnya. Yaitu kalau kita ingin menyemprot dengan pompa sprayer berisi 15 liter air campurkan sekitar 50 cc obat racun rumput OTiO 13 alias Hervit Top 13 ini. Kalau dirasa kurang hebat ditambah sedikit dosisnya juga bisa sampai sekitar 200 cc (atau satu gelas wadah aqua) dalam tangki sprayer 15 liter (ada juga tangki yang 16 sampai 18 liter).

Barangkali Anda juga punya resep yang sama ampuhnya dengan resep di atas. Atau bahkan lebih hebat? Maka jangan malu-malu atau ragu-ragu untuk saling berbagi, agar petani kita lebih makmur dan sejahtera. Sudah waktunya kita membela para Petani agar bisa meminimalkan biaya-biaya usaha taninya. Jangan selalu kita memeras petani dengan bisnis yang mengandung pembodohan terstruktur sekaligus merusak tatanan kelestarian alam.

MEMPERBANYAK HERBISIDA SENDIRI JAUH LEBIH MURAH, KEAMPUHANNYA SAMA ASLINYA

Pada musim hujan para petani sering kewalahan mengatasi gulma (rumput liar), karena gulma sangat menganggu tanaman pokok, sehinga petani mengunakan herbisida untuk mengatasi gulma. Tetapi sekarang harga herbisida yg melambung, membuat petani jadi tambah berat biaya tanamnya. Untuk petani harus bisa mengakalinya.

Berikut ini akan saya uraikan memperbanyak herbisida sendiri, sehingga biaya produksi bisa di turunkan. Tetapi keampuahanya masih sama dengan herbisida asli.

Bahan bahan:
1. 1 liter herbisida merk gramazon atau rundap
2. 2 liter air kelapa
3. 60 gram derterjen merk apa saja
4. 25 butir ragi tape
5. 1/2 kg pupuk za

Cara membuatnya:
1. Ambil ember atau apa saja untuk wadah mencampur
2. Masukan air kelapa dalam ember
3. Masukan ragi & pupuk za trus aduk sampai tercampur rata
4. Masukan juga detergen sambil trus diaduk
5. Terakhir masukan herbisida sambil trus di aduk
6. Bila sudah tercampur rata trus langsung dimasukan dalam botol dan siap digunakan
Dengan catatan: tidak boleh mencampur dua merk herbisida jadi satu

Cara mengunakanya sama seperti pemakaian herbisida biasanya. 
 Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.....

Kamis, 26 Maret 2015

RODENTISIDA (RACUN TIKUS) NABATI


Racun tikus dengan tujuan mengendalikan populasi dengan cara memandulkannya :
Alat :
1. Parut
2. Timbangan
3. Penggerus
4. Ember

Bahan :
1. Umbi gadung : 0,5 kg
2. Dedak : 0,5 kg
3. Tepung ikan (ikan asin) : 1 ons
4. Kemiri : 1 buah
5. Air : secukupnya
Cara pembuatan :
1. Umbi gadung dikupas kemudian diparut atau ditumbuk.
2. Ikan asin dan kemiri ditumbuk hingga halus.
3. Umbi gadung, ikan asin, kemiri, dedak dicampur hingga terbentuk adonan.
4. Adonan dibentuk menyerupai pellet dan tambahkan air bila sulit terbentuk pellet.
5. Pellet dijemur sampai kering hingga berwarna putih
6. Rodentisida siap digunakan.
s

PESTISIDA NABATI DAN CARA PEMBUATANNYA

PESTISIDA NABATI DAN CARA PEMBUATANNYA

Seperti yang sudah pernah saya ulas dalam web-blog saya yang lalu tentang pestisida Nabati/alami,  disini saya akan menambahkan tentang macam-macam pestisida nabati/alami yang dapat dipilih dan dipakai oleh para petani/pehobis untuk menanggulangi pengendalian hama penyakit tanamannya.   Disini tergantung dengan sumber bahan dasar yang ada di wilayah masing-masing sehingga akan lebih mudah dan biaya pembuatannya pun semakin  murah.
Macam – macam Pestisida Nabati/Alami
1. Pestisida Nabati “Daun Pepaya”
Daun pepaya mengandung bahan aktif  “Papain”,  sehingga efektif untuk mengendalikan “ulat dan hama penghisap”.
Cara Pembuatannya:
- 1 kg daun pepaya segar di rajang
-  Hasil rajangan di rendam dalam 10 liter air,  2 sendok makan minyak      tanah,  30 gr detergen, diamkan semalam.
- Saring larutan hasil perendaman dengan kain halus.
- Semprotkan larutan hasil saringan ke tanaman.
2.  Pestisida Nabati  “Biji Jarak”
Biji Jarak mengandung “Reisin dan Alkaloit” ,  efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap (dalam bentuk larutan ),  Juga efektif untuk mengendalikan nematoda/cacing (dalam bentuk serbuk).
Cara Pembuatannya:
- Tumbuk 1 biji jarak dan panaskan selama 10 menit dalam air 2 liter, tambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 50 gr deterjen lalu diaduk.
- Saring larutan hasil perendaman, tambahkan air kembali 10 liter.
- Siap dipergunakan dengan cara di semprot kan ke tanaman.
3. Pestisida Nabati ” Daun Sirsak “
Daun sirsak mengandung bahan aktif  “Annonain dan Resin “.  Efektif untuk mengendalikan hama ” Trip “
Cara Pembuatan :
- Tumbuk halus 50 – 100 lembar daun sirsak.
- Rendam dalam 5 liter air, + 15 gr detergen, aduk rata dan diamkan semalam.
- Saring dengan kain halus
- Dicairkan kembali 1 liter larutan pestisida dengan 10 – 15 liter air
-  Siap disemprotkan ke tanaman.
4.  Pestisida Nabati ” Daun Sirsak  dan Jeringau “
Rimpang jeringau mengandung ” Arosone, Kalomenol, Kalomen, Kalomeone, Metil eugenol, Eugenol “.
Efektif untuk mengendalikan ” hama wereng coklat “.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk  halus segenggam daun sirsak , segenggam rimpang jeringau, 20 siung bawang putih.
- Rendam dalam air sebanyak 20 liter, di + 20 gr sabun colek, aduk rata dan di biarkan semalam.
- Saring dengan kain halus.
- Encer kan 1liter pestisida dengan 50 -60 liter air
- siap di semprotkan ke tanaman.
5.  Pestisida Nabati ” Pacar Cina “
Pacar Cina mengandung minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoin,  dan tanin.  Efektif untuk mengendalikan ” Hama ulat “.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk 50 -100 gr ranting atau kulit batang pacar cina, tambah 1 liter air, tambah 1 gr detergen  kemudian direbus selama 45-75 menit dan diaduk  agar menjadi larutan.
- saring dengan  kain halus.
- siap disemprotkan ke tanaman.
6.  Pestisida Nabati ” Rendaman Daun Tembakau “
Daun tembakau mengandung  nikotin.  Efektif untuk mengendalikan hama penghisap.
Cara Pembuatan :
- Rajang 250 gr ( sekitar 4 daun ) tembakau dan direndam dalam 8 liter air selama semalam.
- Tambahkan 2 sendok detergen, aduk merata kemudian disaring.
-  Siap disemprotkan ke tanaman.
7.  Pestisida Nabati ” Daun Sirih Hutan “
Daun sirih hutan mengandung ” fenol dan kavokol “. Efektif untuk hama penghisap.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk halus 1 kg daun sirih hutan segar, 3 siung bawang merah, 5 batang serai.
- Tambahkan air 8 – 10 liter air, 50 gr deterjen dan diaduk rata.
- Saring dengan kain halus
- Siap disemprotkan ke tanaman.
8.  Pestisida Nabati ” Umbi Gadung “
Umbi gadung mengandung diosgenin, steroid saponin, alkohol dan fenol.  Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.
Cara Pembuatan :
- Tumbuk halus 500 gr umbi gadung dan peras dengan batuan katong kain halus.
- Tambahkan 10 liter air , aduk rata dan siap di semprotkan ke tanaman.
9.  Pestisida Nabati ” Daun Mimba “
Daun mimba mengandung  Azadirachtin, salanin, nimbinen dan meliantriol.  Efektif  mengendalikan ulat, hama penghisap, jamur, bakteri, nematoda dll.
Cara pembuatan
a. Dengan ” Biji Mimba “
- Tumbuk halus 200 -300 gr biji mimba
- rendam dalam 10 liter air semalam
- Aduk rata dan saring, siap disemprotkan ketanaman.
b. Dengan ” Daun Mimba “
- Tumbuk halus 1 kg daun mimba kering bisa juga dengan daun segar.
- Rendam dalam 10 liter air semalam, aduk rata , saring dan siap untuk disemprotkan ke tanaman.
c. Untuk mengendalikan ” nematoda puru akar ” pada tanaman tembakau lakukan 15 -30 gr daun mimba kering atau 5 -10 gr biji mimba ditumbuk halus, kemudian diberikan untuk setiap lubang tanaman tembakau.
d. Untuk mengendalikan ” Jamur Fusarium dan Sclerotium “. sebanyak 2 -6 gr biji mimba ditumbuk lalu rendam selama 3 hari dengan air 1 liter.  Lalu disaring dan siap di semprotkan ke tanaman.
10.  Pestisida Nabati ” Srikaya dan Nona Seberang “
Srikaya dan nona seberang mengandung annonain dan resin.  Efektif  untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara Pembuatan
- Tumbuk hingga halus 15 -25 gr biji srikaya/nona seberang
- Rendam dalam 1 liter air, 1gr deterjen , aduk rata dan biarkan 1 malam, kemudian saring dan siap disemprotkan ketanaman.
11.  Pestisida Nabati “  Daun Gamal “
Daun gamal mengandung Tanin.  Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap. Daun gamal bila ditambah dengan minyak tanah dan detergen akan dapat dipakai sebagai insektisida.  Penggunaan nya harus hati2 karena dengan adanya minyak tanah mengakibatkan tanaman terbakar dan bau bila mendekati panen.
12.  Pestisida  Nabati ” Daun Mimba dan Umbi Gadung “.
Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.
Cara Pembuatan
- Tumbuk halus 1kg daun mimba dan 2 buah umbi gadung racun, ditambah 20 liter air, 10 gr detergen dan aduk rata kemudian diamkan semalam, saring  dan siap untuk di semprotkan ke tanaman.
13.  Pestisida Nabati “Serbuk Bunga Piretrum “
Serbuk bunga piretrum mengandung bahan “Piretrin “. Efektif untuk mengendalikan ulat.
Cara Pembuatan
- Rendan serbuk bunga piretrum sebanyak 25 gr dalam 10 liter air
- tambah 10 gr detergen, aduk rata dan biarkan semalam kemudian disaring dan siap disemprotkan ke tanaman.

Nah selamat mencoba ……  !!!  semoga bermanfaat …….!!!
sumber:  
http://media-penyuluhan.blogspot.com/2012/06/pestisida-nabati-dan-cara-pembuatannya.html