Si Pangeran Dangdut Abiem Ngesti Tewas di Jalan Tol
Sumber : Citraaktual, Tabloid Citra, Agustus 1995
**
Innalillaahi wa inna ilaihi raaji’un. Sabtu, 19 Agustus, dini hari sekitar jam 03.30 WIB, jalan bebas hambaan Jakarta-Cikampek kembali merenggut nyawa lima manusia. Kali ini yang tewas adalah mantan penyanyi cilik yang ngetop lewat lagu Pangeran Dangdut, Abiemanyu Ngesti alias Abiem Ngesti (22 tahun). Turut tewas bersamanya adalah ibundanya Yuli Ismawati (39 tahun); adiknya, Sakti (6 tahun); dan pamannya, Kaswito (43 tahun) beserta anak Kaswito, Prima (10 tahun).
Sementara tiga lainnya, yakni adik Abiem, Maharani (10 tahun), anak Kaswito, Vita (5 tahun); dan istri Kaswito, Lies Mardianti (36 tahun) lolos dari maut. Namun Lies Mardianti, pada saat berita ini diturunkan, dalam keadaan kritis.
Menurut surat laporan Patroli Jalan Raya (PJR) Tol Jakarta-Cikampek, kecelakaan tragis tersebut terjadi akibat Suzuki Carry
 H8207E yang dikemudikan paman korban, Kaswito, menabrak bagian belakang
 truk gandengan Mitsubishi yang sedang parkir di tempat istirahat 
kilometer 42 tol Jakarta-Cikampek. Sehingga, bagian depan mobil Carry 
melesak ke dalam, sedangkan truk gandengan patah tak bisa jalan.
Dalam kejadian itu Abiem, Yuli, dan Kaswito tewas di tempat. 
Sedangkan Sakti dan Prima menghembuskan nafas terakhir di RS. Bayukerta,
 Karawang.
 “Menurut laporan ini, mobil Carry melaju dengan cepat dari arah 
Cikampek  menuju Jakarta. Lalu, akibat supirnya ngantuk mobil tersebut 
berbelok ke arah kiri jalan dan menghantam truk gandengan yang sedang 
parkir di bahu jalan,” ujar petugas PJR lebih lanjut.
Ayahanda korban, Wiwien Ngesti, yang tak ikut dalam mobil tersebut 
sangat terpukul menghadapi kejadian ini. Di kamar perawatan putrinya, 
Maharani, ia sempat pingsan dan beberapa kali menyebut nama-nama orang 
yang disayanginya sambil menangis, “Maaf Mas, jangan Tanya macam-macam 
dahulu pada saya. Itu akan mengingatkan saya pada korban,” ujar Wiwien 
kepada Citra dengan suara parau. “Yang penting
 tolong beritakan permintaan maaf Abiem Ngesti dan keluarga kepada 
masyarakat penggemarnya,” tambah Wiwien.
Menurut salah satu sanak saudara keluarga Ngesti, pada saat korban akan menuju Kudus,
 Wiwien sebenarnya sudah meminta kepada mereka agar kalau pulang ke 
Jakarta naik pesawat saja. Tetapi apa mau dikata, takdir sudah 
menentukan lain. Hal itulah yang selalu disesali Wiwien.
Abiem Ngesti yang pernah mendapat penghargaan HDX Award
 lewat lagu Pangeran Dangdut, menurut orang-orang terdekatnya, merupakan
 penyanyi yang enerjik dan gampang diajak bekerjasama. “Abiem itu bagai 
kutu loncat, disuruh acting apa saja mau dan berani”. Ujar Azhar Gunawan yang selalu menangani pembuatan video klip Abiem.
Salah satu buktinya, “Pada saat shooting untuk video klip albumnya yang terbaru, Dahsyat, dia sangat berani menyanyi di atas karang dengan deburan ombak yang kencang di Pelabuhan Ratu”, kenang Gunawan lebih lanjut.
Album terakhir Abiem ini menurut Kiki, salah satu staf Akurama Record yang hadir bersama penyanyi dangdut Mara Karma
 di RS Bayukerta menyatakan bahwa pembuatan video klip lagu ini masih 
menunggu proses edit. Menurut rencana, Minggu (20 Agustus 1995) kemarin,
 Abiem dimakamkan di Kudus, kampung halamannya.
Selamat jalan Abiem Ngesti, Yuli Ismawati, Sakti, Kaswito, dan Prima.
 Semoga engkau semua mendapat tempat yang layak di sisi Allah Yang Maha 
Pengasih dan Penyayang. Amin.  Mari mengheningkan cipta dengan 
mengirimkan Alfatihah untuk mereka![]
**
NOTE : Terima kasih kepada Diko (Didin Qomarudin) dan usaha Toko Sepatu-nya di alun-alun Kuningan Jawa Barat, yang telah menyimpan dokumentasi artikel ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar